PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi di PLAZA SESKOAL Bhumi Cipulir.

PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi di Audtorium Yos Sudarso SESKOAL Bhumi Cipulir.

PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi Photo bersama dalam Acara TARGAS 2 Audtorium Yos Sudarso SESKOAL Bhumi Cipulir.

PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi Photo bersama dalam Acara TARGAS 1 Audtorium Yos Sudarso SESKOAL Bhumi Cipulir.

PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi Photo bersama di depan Mess Wiratno.

PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi Photo bersama Kelompok 1.

PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi Photo bersama Kelompok 2.

PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi Photo bersama Kelompok 3.

PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi Photo bersama Kelompok 4.

PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi Photo bersama dalam Wisata Istana Kepresidenan.

PIM TINGKAT IV TNI AL ANGKATAN XI

Siswa siswi dalam Pentas di Acara TARGAS 2.

4/13/2013

4 Kisah Gamers Mati Tragis

Saking asyiknya bermain game, banyak gamer yang lupa waktu dan bisa bermain nonstop tanpa henti. Ironisnya, hal ini malah merenggut nyawa mereka.

Bermain game memang terkadang bikin nagih, apalagi jika yang dimainkan itu game terbaru atau game yang paling disukai. Bisa-bisa para pemain dibuat lupa diri hingga melupakan akibat buruk yang bisa terjadi.

Ya, bermain game terlalu lama memang bisa berakibat buruk. Mulai dari cedera otot yang paling ringan hingga efek kelelahan yang bisa menimbulkan kematian. Seperti yang dialami para gamer berikut ini yang berhasil dirangkum detikINET, Kamis (12/7/2012).


1. Tewas di Bilik Warnet

Chen Rong-yu, 23 tahun, ditemukan tewas setelah bermain game online selama beberapa jam. Saat ditemukan jenazah sudah dalam kondisi kaku duduk di atas kursi sembari memegang mouse dan keyboard di sebuah warnet di China.

Belum diketahui penyebab kematian Chen, namun polisi menduga akibat serangan jantung yang dipicu oleh kelelahan karena bermain game nonstop, kurang bergerak, dan udara dingin di dalam warnet tersebut.

2. Tewas karena serangan jantung dan kelelahan.

Pemain yang bernasib naas selanjutnya adalah Russell Shirley, 32 tahun. Ia memang salah satu pengemar berat Diablo III, dan menurut rekan kerjanya gamer ini menghabiskan akhir pekan dengan memainkan game besutan Blizzard tersebut

Shirley ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa di rumahnya, tepat di depan komputer tempat ia memainkan Diablo III. Menurut keterangan pihak berwenang setempat gamer ini tewas karena serangan jantung dan kelelahan.

3. Tewas Usai Semalam Suntuk Bermain 

Gamer yang ditemukan tewas ini bernama Xu Kaixiang, 25 tahun dan masih duduk di bangku kuliah di National University of Singapore. Dia ditemukan tak bernyawa di depan komputer yang biasa digunakannya untuk ngegame dan masih dalam keadaan menyala.

Ketika dimintai keterangan, ayah korban bernama Xu mengatakan anaknya main game untuk menghabiskan waktu liburan dan sudah sering main game semalaman tanpa henti.

Tubuh Xu Kaixiang terbaring kaku. Meski paramedis cepat datang, nyawanya sudah tidak tertolong. Tidak disebutkan video game apa yang sedang dimainkannya.

Sang ayah menyatakan meski anaknya tidak suka keluar rumah dan gemar main game, dia dalam keadaan sehat. Jarang mengeluh sakit. Karena itu, kematian sang anak membuatnya sedih sekaligus kaget.

4. Marathon 50 Jam Main StarCraft

Gamer asal Korea ditemukan tidak bernyawa setelah memainkan StarCraft selama 50 jam secara maraton, padahal pria berumur 28 tahun ini tetap beristirahat selama beberapa kali saat bermain.

Namun hal itu belum cukup. Menurut kepolisian setempat gamer tersebut hanya berhenti bermain game saat ia ingin pergi ke toilet, atau tidur selama beberapa saat.

Pria yang teridentifikasi bernama Lee ini ternyata juga baru kehilangan pekerjaannya sebagai karyawan karena terlalu banyak bermain game.
»»  READMORE...

4/02/2013

Kota Salatiga Siapkan 745 Rumah PNS

Waktu tayang: 2013-03-11 16:22:32,
salatiga_2_berita
Pemko Salatiga benar-benar ingin mewujudkan kesejahteraan PNS dalam hal kepemilikan rumah. Hal ini terbukti dengan disiapkannya 745 unit rumah tipe 36/72 dengan harga jual Rp 83.5 juta kepada para PNS yang telah diseleksi oleh Korpri Kota Salatiga.

Rencana yang sudah sangat matang tersebut mengemuka pada acara sosialisasi dihadapan para PNS calon pembeli rumah yang diadakan di Ruang Pola Korpri Kota Salatiga selama dua hari, Kamis (7/3) dan Jum’at (8/3). Bersama Kepala BTN Salatiga dan Pengembang PT. Satria Saputra Graha Jaya dan PT. Sarana Prima Perkasa, serta Sekretaris Korpri Kota Salatiga, Kepala Divisi Keuangan  dan Penyaluran Dana Pelaksana Settap Bapertarum-PNS, Edy Dharmawan, memberikan paparan terkait dukungan bagi PNS yang membeli rumah di perumahan Prajamukti dan Prajamulya Kota Salatiga. Edy Dharmawan menjelaskan tentang bantuan yang dapat dimanfaatkan PNS yang memenuhi persyaratan, yaitu berupa bantuan Rp 15 juta. Disampaikan juga pesan agar PNS jangan sampai tidak membeli rumah. Karena rumah yang disediakan ini harganya cukup terjangkau. Nilai rumah akan selalu meningkat. Apalagi dengan lokasi yang sangat strategis. “ Setiap PNS yang memenuhi syarat bisa mendapatkan bantuan 15 juta rupiah. Para PNS yang terpilih untuk membeli rumah, diminta memanfaatkan kesempatan ini karena harganya yang terjangkau dan nilai rumah yang terus meningkat. Tidak ada ruginya membeli rumah”, ujar edy.

Pada kesempatan yang sama Sekretaris Korpri Kota Salatiga, Valentino juga menyampaikan pesan agar PNS yang terpilih untuk memilki rumah dilokasi perumahan PNS ini segera melunasi tanda jadi dan uang mukanya. Karena mulai Senin (11/3) sampai Sabtu (16/3) akan ada wawancara dengan Bank BTN dan juga untuk menyampaikan kelengkapan berkas permohonan.  Diharapkan akhir Juni akan terbangun 160 unit rumah dan Desember 2013 akan terbangun seluruh unit rumah yang berjumlah 745, yaitu 345 di Perumahan PNS Prajamulya dan 400 di Perumahan PNS Prajamukti. “Bapak Ibu PNS yang terpilih untuk memiliki rumah di perumahan PNS agar segera melunasi tanda jadi dan uang muka. Karena ditargetkan tanggal 11-16 ini akan ada wawancara dengan Bank BTN dan pemenuhan  kelengkapan berkas”, ujar Valentino. “ 160 unit rumah direncanakan akan terbangun hingga akhir Juni 2013 dan 745 akan terpenuhi pembangunannya pada Desember 2013”, tutup Valentino. (brk)

Sumber : BAPERTARUM - PNS
»»  READMORE...

APARATUR NEGARA YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

Untuk mewujudkan Aparatur Negara yang bersih dan berwibawa perlu tahap-tahap seperti :

Tahap pertama, menyusun / mengamandemen UUD RI 1945 dengan hati nurani yang bersih, hindari pola pikir dan pola tindak yang mengutamakan pribadi dan kelompoknya. Aparatur negara adalah Kepala Negara yang dirangkap oleh MPR, Pemerintah, DPR dan Mahkamah Agung, TNI dan Bank Sentral. Lembaga ini harus diatur agar mereka sejajar dibawah kendali Kepala Negara yang diatur dengan mekanisme pengambilan keputusan secara musyawarah/ kepemimpinan kepanitiaan / kepemimpinan kolektif.  Tiap-tiap aparatur negara, mandiri dan tidak saling penetrasi kekuasaan masing-masing. Koordinasi merupakan kewajiban namun bukan penetrasi.  Jika terjadi konflik antara aparatur negara maka Kepala Negara yang mengadili melalui Mahkamah Konsitusi. Oleh karena itu Mahkamah Konsitusi sebaiknya dijadikan Organ Majelis. Komisi Yudisial dihapus saja.

Untuk merealisasikan pengamalan Pancasila dalam kehidupan kenegaraan maka Kepala Negara terdiri dari Ketua Umum, Ketua Bidang Ke Tuhanan, Ketua Bidang Kemanusiaan, Ketua Bidang Persatuan Indonesia, Ketua Bidang Kerakyatan/Kedaulatan dan Ketua Bidang Keadilan Sosial. Masing-masing Bidang mempunyai organ sesuai kebutuhan. Selain dengan itu ditambah dengan pimpinan tertinggi dari masing-masing Aparatur negara versi penulis. Kepala Negara inilah yang merupakan Majelis Permusyawaratam Rakyat. Ketua Umun beserta para Ketua Bidang dan pimpinan tertinggi aparatur negara harus dipilih secara langsung oleh rakyat.

Dengan demikian  masing-masing aparatur negara  seperti Eksekutive, Legislative, Yudikative, TNI dan Bank Sentral  mempunyai kedudukan jang sejajar dan legitimasi yang kuat mewakili rakyat dan kekuasaan yag mandiri pada kekuasaan masing-masing. Dengan pemahaman seperti itu maka  yang dipilih secara lansung oleh Rakyat adalah : Pimpinan MPR selaku Kepala Negara, Pimpinan Eksekutif, Pimpinan Yudikatif,  Pimpinan Legislatif, pimpinan TNI dan pimpinan BI.  Masing-masing Pimpinan Aparatur Negara, memilih para anak buahnya yang profesional dan memiliki dedikasi yang tinggi untuk mengisi struktur organisasi yang telah ditentukan dalam UU RI tentang Susunan Oragnisasi,  Wewenang, Tugas dan Tanggungjawab Aparatur Tertinggi Negara dan Aparatur Negara. Secara makro hal ini harus dimuat dalam pasal-pasal UUD RI 1945 sebagai pedoman penyusunan UU RI tersebut.

Oleh karena itu pasal-pasal UUD RI 1945 harus diadakan lagi perubahan yang ke lima tahun 2011, sehingga pada tahun 2015, setelah Pemilu 2014, pemerintah baru sudah berdasarkan Pancasila dan UUD RI 1945 hasil mandemen ke 5. Mekanisme Kerja antara Aparatur Negara diatur dalam Undang-Undang yang dikeluarkan oleh Kepala Negara  (bukan Presiden). Presiden selaku Kepala Pemerintah (bukan Perdana Menteri ) mengeluarkan Peraturan Pemerintah dilingkungan Pemerintah, Mahkamah Agung mengeluarkan Peraturan untuk ketertiban Peradilan, DPR mengeluarkan Peraturan / legislasi tentang mekanisme Kerja DPR. Semua Peraturan tersebut menginduk kepada Undang-Undang yang disyahkan dengan Ketetapan MPR selaku Kepala Negara. Masukan konsep/Rencana Undang-undang datang dari masing-masing aparataur negara sesuai bidangnya dan dibahas oleh Ketua Bidang di Kepala Negara bersama organnya dan disyahkan oleh Kepala Negara. Inilah yang sebetulnya dimaksudkan dalam makna implisit Pancasila dan UUD RI 1945, sehingga kita tidak menengok kekanan dan kekiri kebingungan mencari bentuk sistem kenegaraan yang tepat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara ini makna implisit telah dijabarkan dalam P4 dan seharusnya disempurnakan, kelemahan-kelemahan dihapus dan disusun perbaikan-perbaikannya. Penjabaran Pancasila kedalam  36 butir bukan dihafal, melainkan diamalkan/diaplikasikan, pasal-pasal UUD RI 1945 disempurnakan, dan segera dijabarkan kedalam peraturan yang aplikatif,  maka akan terwujud Pancasila dan UUD RI 1945 yang sesuai dengan dinamika bangsa Indonesia. Bukan malah diberangus, sehingga pengaturan tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang hampir mapan/baik, terpaksa surut lagi kebelakang/ setback. Bagaimana  sikap manusia Indonesia apa akan terus mencari sistem lain dengan sistem presidensiil, dengan sistem parlementer, dengan sistem  campuran atau sistem semau sendiri yang berkuasa atau sistem Pancasila dan UUD RI 1945 ???

Berikutnya, setelah sistem telah ditata sesuai makna implisit Pancasila dan UUD RI 1945, tahap selanjutnya  memilih awak organisasi untuk mengawakinya. Pemilihan inilah yang sangat krusial. Pemilihan para pemimpin (Kepala Negara, Kepala Eksekutive, Kepala Yudikative, Kepala Legislatif, Pimpinan TNI dan Bank Sentral harus dipilih oleh rakyat secara langsung melalui Pemilihan Umum. Hasil Pemilihan Umum, Kepala Negara yang baru terpilih, dilantik oleh Kepala Negara yang lama dan Kepala Negara yang baru, melantik para Kepala Aparatur Negara. Para Kepala Aparatur Negara dan Aparatur Tertinggi Negara memilih awak organisasi masing-masing berdasarkan perimbangan profesionalitas dan dedikasi personel serta berdasarkan peroleh suara dalam pemilu kecuali TNI dan Polri hanya berdasarkan profesionalisme dan dedikasi.  Awak organisasi adalah manusia, penulis yakin bukan malaikat, sehingga cenderung untuk mencari kesenangan dalam melakukan kehidupannya/tugasnya. Untuk membatasi sifat hakiki manusia yang sombong, tidak sabar, zalim dan bodoh, perlu diberi aturan berserta sangsinya. Sejalan dengan itu take home pay yang dapat menjamin hidup layak bagi para awak organisasi, harus mendapat prioritas utama disertai sangsi yang tegas tanpa pandang bulu.  Prasarat inilah yang sementara ini terlupakan, sehingga awak organisasi mencari solusi sendiri-sendiri melalui tindakan yang melawan hukum. Akibatnya hasil-hasil yang dikumpulkan disembunyikan di negara orang, sehingga di negara sendiri selalu kekurangan modal walaupun sesungguhnya menjadi lahan mencari modal. Awak organisasi yang telah terpenuhi hidup layak sampai mati, tentunya akan mempunyai gengsi dan rasa malu untuk berbuat yang melanggar hukum yang dapat membuat dirinya nista. Kondisi seperti ini akan dapat mewujudkan aparatur negara yang bersih dan berwibawa good govermence.
 
 
 
»»  READMORE...

APLIKASI KEPEMIMPINAN SEJATI DALAM KEHIDUPAN RAKYAT DAN KEHIDUPAN KENEGARAAN.

Bagi manusia yang senang berfikir negatif, tentunya akan sulit menerima konsepsi Kepemimpinan Sejati, karena menurut pendapatnya bahwa yang dapat mengetrapkan kepemimpin Sejati hanyalah nabi Muhammad, SAW. Kita kan manusia biasa, bukan Nabi, bukan Rasul, dan juga bukan malaikat mana mungkin dapat mengaplikasikan Kepemimpinan Sejati dalam memimpin dikehidupan sehari-hari. Tetapi jika kita berfikir positif dengan nalar yang sehat serta dibimbing oleh hati nurani yang jernih, akan menyadari hakekat kehidupan manusia yang sesungguhnya, bahwa semua manusia mempunyai kelemahan dalam pengendalian hawa nafsunya. Namun jika manusia tersebut mendapat kepercayaan dari rakyat untuk menjadi salah satu awak aparatur negara, minimal dapat mencegah nafsu-nafsu yang merugikan manusia lain apalagi merugikan kelompok masyarakat ( nafsu syaitoniyah ) dan akan mengembangkan nafsu-nafsu untuk meningkatkan harga diri dan martabat kehidupannya ( nafsu mutmainah ) . Dengan pengekangan dan pengendalian diri yang kuat, penulis percaya bahwa kita dapat menghindari pola sikap dan pola tindak yang dapat merugikan pihak lain. Nafsu-nafsu pribadi yang tidak merugikan pihak lain dan tidak merugikan diri sendiri dapat dipenuhi karena nafsu itu pada hakekatnya melekat dalam diri manusia secara alamiah dan merupakan pemberian dari Allah SWT yang mendasari manusia menjadi dinamis. Manusia yang tidak memiliki nafsu adalah manusia yang telah mati. Itulah gunanya ada ajaran agama, etika, budi pekerti, sopan santun, tradisi dan peraturan perundangan sebagai norma dan hukum yang merupakan rambu-rambu pembatas tentang kepatutan sikap dan perilaku manusia dalam memenuhi tuntutan nafsunya.
Oleh karena itu, untuk mencetak awak aparatur negara sebagai Jalma Linuwih, pertama kali yang dipenuhi adalah pencetakan rakyat yang tanggap, tanggon dan trengginas serta mempunyai disiplin, ulet dan cerdas. Sumber awak aparatur negara adalah dari rakyat, sehingga jika kwantitas mayoritas rakyat telah memenuhi syarat sebagai Jalma Linuwih, maka untuk pencalonkan sebagai calon awak aparatur negara dalam proses pemilihan umum tidak memerlukan lagi pelibatan money politics dan kampanye yang menghamburkan dana. Dana dapat digunakan untuk infra struktur kehidupan rakyat dan rakyatlah yang akan menilai secara obyektif.
Awak aparatur negara harus dijamin kehidupannya yang layak ( bukan mewah ) sampai awak aparatur negara tersebut kembali ke rahmatullah, sehingga sewaktu menjabat sebagai awak aparatur negara tidak memikirkan masa tuannya, karena sudah diatur dalam peraturan perundangan yang mapan. Sejalan dengan itu, penegakan hukum harus tegas, siapa saja yang melanggar harus dikenakan sangsi. Apabila pelanggarannya melibatkan penggelapan uang dan atau material yang dapat dinilai dengan uang, maka sejumlah dana yang digelapkan tersebut harus dikembalikan ke negara / tidak cukup dengan hukuman kurungan atau hukuman mati. Jika mengabaikan hal ini, yang muncul adalah awak aparatur negara / pemimpin rakyat dalam bidang masing-masing yang munafik siapapun manusianya seperti kondisi dewasa ini. Kemunafikan terjadi dilingkungan awak Eksekutif, Yudikatif, Legislatif, awak MPR, prajurit TNI, anggota Polri, Lembaga Perbankan awak Lembaga independent negara serta dilingkungan rakyat itu sendiri baik di lingkungan /LSM, partai politik maupun badan usaha SWTsta. Sebagian rakyat mayoritas menjadi korban kemunafikan karena peraturan perundangan yang telah dibentuk tidak dapat dioperasionalkan secara tegas.
Kemampuan pengawasan manusia sangat terbatas, oleh karena itu harus dikembangkan perwujudan disiplin nasional, yakni disiplin disegala bidang kehidupan manusia. Kita harus menyadari bahwa menjadi awak aparatur negara adalah kehormatan bukan ladang untuk mengumpulkan harta secara berlebihan/ melebihi kebutuhan normal kehidupannya beserta keluarganya. Oleh karena itu, harus dikembangkan pemahaman arti hidup yang berpasangan, saling memberi dan menerima, hidup adalah estafet sehingga tidak tamak dalam mengumpukan harta untuk keperluan dinastinya.
Penyusunan organisasi dan mekanisme kerja Aparatur / Lembaga Tertinggi Negara dan Aparatur / Lembaga Negara harus mencerminkan keterpaduan dan power sharing yang serasi, dan bukan saling intervensi dan arogansi guna pencapaian tujuan negara, bukan kepada pencapaian tujuan kelompok apalagi tujuan pribadi. Ilmu negara, politik dan pengalaman empiris melihat sistem di negara lain yang telah maju kita jadikan bahan pembanding untuk selalu digunakan dalam memperbaiki kelemahan-kelemahan sistem dan sub sistem apapun yang kita miliki (countinuous improvement) bukan sporadis dan atau statusquo. 


 
»»  READMORE...

PITUTUR KUMPULAN 9: BAIK DAN BURUK, BENAR DAN SALAH

Baik dan buruk, benar dan salah adalah bagian kehidupan kita yang sehari-hari kita jumpai. Umumnya kita selalu berpendapat kalau baik dan benar adalah saya sebaliknya yang buruk dan salah pasti orang lain. Manusia kebanyakan masih menggunakan ukuran seperti itu. Lalu kapan kita mau mengakui bahwa di sana ada orang yang lebih baik dan lebih benar daripada kita? 
 
Pitutur Kumpulan 9 ini sumber utamanya adalah “Layang Madubasa” yang ditulis oleh Ki Padmasusastra Ngabehi Wirapustaka di Surakarta, 1912. Tulisan bahasa Jawa diketik  dengan huruf italic dan terjemahan setengah bebas ada di bawahnya. Kiranya berkenan mengikuti Ki Padmasusastra dengan gayanya yang khas. Semoga bermanfaat.
 
 
1. TANAMLAH PIKIRAN DAN PERBUATAN BAIK
 
Hukum alam wis netepake, sapa kang nandur bakal ngundhuh. Dene apa kang diundhuh iya manut wijine kang ditandur. Yen sing ditandur winih alang-alang, ya aja ngarep-arep bisa panen pari, iku genah nyalahi kodrat. Mula mumpung isih esuk, nandura wiji cipta lan panggawe kang becik-becik. Awit elingana, yen akeh sethithik anak putu kita uga bakal katut melu ngrasakake pahit getire wong kang bibite ditandur dening wong tuwane (BBB)
 
TERJEMAHAN: Hukum alam sudah menetapkan, siapa yang menanam akan memetik hasilnya. Apa yang akan dipetik tentusaja sesuai dengan apa yang ditanam. Kalau yang ditanam biji alang-alang ya tidak mungkin memanen padi, karena jelas menyalahi kodrat. Oleh sebab itu mumpung masih pagi, tanamlah biji pikiran dan perbuatan baik. Ingatlah sedikit banyak anak cucu kita juga akan ikut merasakan pahit getirnya orang yang bijinya ditanam oleh orang tuanya.
 
 
2. MANUSIA LEBIH SUKA BERBUAT BURUK DARIPADA BAIK
 
a. Ala karo becik pilih endi, aja koarani mokal, tlusuren igamu dhisik, satemene manungsa dhemen ala tinimbang karo becik, dadi yen diarani ala: ginjal-ginjal. (MB)
 
TERJEMAHAN: Baik dan buruk pilih mana? Jangan katakan tidak mungkin. Cobalah telusuri igamu. Sebenarnya manusia lebih suka buruk daripada baik. Jadi kalau dikatakan buruk: Menjingkat.
 
Keterangan: Iga kalau ditelusuri terasa geli sehingga kita menjingkat (ginjal-ginjal)
 
b. Ora ana piwulang sing akon anglakoni panggawe ala, kajaba layang Jiljalaha. Yagene pijer gawe piwulang becik bae, malah: ma: papat, (madat, madon, main, minum) isih kurang diwuwuhi têlu, dadi pitu, wong wis ora digugu gawene apa. Sok mangkonoa wong iku wis sumurup marang ala becik, mung sing didhemeni nglakoni panggawe ala, atine bungah, gelis ketutugan karepe, sanadyan kaduwung ing buri ditemah, nekad arane, piwulange iya aran nekad. (MB)
 
TERJEMAHAN: Tidak ada pitutur yang menyuruh berbuat buruk (kecuali dalam buku Jiljalaha. Mengapa banyak membuat pitutur baik saja, malah ma empat (madat, madon, main, minum) masih kurang. Ditambah tiga menjadi tujuh. Ya tidak dituruti, mau apa?Walau begitu sebenarnya orang sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Hanya yang disukai melakukan yang buruk. Hatinya senang, maksudnya cepat kesampaian, walaupun menyesal di kemudian hari. Itu namanya nekad, dan pituturnya juga nekad
 
Keterangan: Dalam buku Jiljalaha: isinya pitutur kebaikan tetapi cara menyampaikan dengan kebalikannya, yaitu menyuruh berbuat salah
 
c. Becik iku ora tedhas ing ala, suprandene arang sing dhemen anglakoni panggawe bêcik.(MB)
 
TERJEMAHAN: Kebaikan tidak bisa dikalahkan keburukan. Walau demikian jarang orang yang mau melakukan perbuatan baik
 
 
3. TIDAK BISA MENGATAKAN BURUK KALAU BELUM TAHU BAIK
 
Ora bisa ngarani: ala, yen durung sumurup ing becik, mangkono uga kosokbaline.(MB)
 
TERJEMAHAN: Kita tidak bisa mengatakan buruk kalau belum tahu baik seperti apa; demikian pula sebaliknya
 
 
4. KALAU BARANG KITA PILIH YANG BAIK, KALAU KELAKUAN PILIH YANG BURUK
 
Pilih endi ala karo becik. Aneh pitakonanmu. Ora aneh, yen barang kowe mesthi milih kang becik, nanging yen kalakuan, kowe milih sing ala, aja selak. (MB)
 
TERJEMAHAN: Pilih mana buruk dan baik? Aneh pertanyaanmu. Tidak aneh. Kalau barang, kamu pasti pilih yang baik. Tetapi kalau kelakuan kamu pilih yang buruk. Jangan ingkar.
 
 
5. PERBUATAN BAIK DAN BURUK: DUA-DUANYA AKAN KETAHUAN
 
Becik ketitik ala ketara, sarèhning ala becik mesthi bakal kawanguran, perlune apa nglakoni panggawe ala. (MB)
 
TERJEMAHAN: “Becik ketitik ala ketara”. Mengingat perbuatan baik dan buruk pasti akan ketahuan, apa perlunya melakukan perbuatan buruk?
 
 
6. BERBUAT BAIK: LANGGENG
 
a. Ora ana barang langgeng, mung kabecikan kang ora bisa sirna, sanadyan kang gawe becik wis ana ing jaman kailangan, kabecikane iya ora bisa ilang, isih ditinggal ana ing ngalam dunya, wong kang duwe lelabetan mangkono, iku unusaning manungsa, patut dadi sudarsananing ngaurip. (MB)
 
TERJEMAHAN: Tidak ada barang yang langgeng. Hanya kebaikan tidak bisa sirna, walaupun yang berbuat baik telah meninggal. Kebaikannya juga tidak hilang, masih ditinggal di dunia. Orang yang punya pengabdian seperti itu adalah orang baik, patut diteladani dalam kehidupan.
 
b. Kabecikan langgeng: iku mitulungi marang wong kajantaka, ora oleh tetempuh pitunane.(MB)
 
TERJEMAHAN: Kebaikan langgeng: Adalah menolong orang celaka. Kerugian yang dikeluarkan tidak mendapat ganti.
 
 
7. BERBUAT BAIK: TANPA PAMRIH DAN TAK PERLU DIPAMERKAN
 
a. Nglakoni kabecikan genti winales ing kabecikan, mung oleh tembung tanggap tarung: becik binecikan dadi lagi jamak bae, utamane nglakoni kabecikan kang tanpa pamrih, gandane ngambar nganti tutug ing suwarga.(MB)
 
TERJEMAHAN: Melakukan kebaikan dan dibalas kebaikan, hanya timbal balik: baik, dibaiki. Jadi wajar-wajar saja. Yang utama adalah melakukan kebaikan yang tanpa pamrih. Baunya semerbak sampai ke sorga
 
b. Yen kowe gawe kabecikan, simpenen ana ing pethi, soroge titipna ing liyan, supaya kowe ora bisa ambukak isining pethi kabecikan, awit yen kowe kang bukak, gandane: mambu, yen wong liya: arum. (MB)
 
TERJEMAHAN: Kalau kamu berbuat kebaikan, simpanlah dalam peti, kuncinya titipkan orang lain, supaya kamu tidak bisa membuka isinya peti kebaikan tersebut. Sebab kalau kamu yang membuka, baunya busuk, sedangkan kalau orang lain yang membuka, baunya harum
 
 
8. KEBAIKAN ORANG TULIS DI HATI DAN KEBAIKAN SENDIRI TULIS DI TANAH
 
Kabecikaning liyan tinulisa ing ati supaya nabet ora bisa ilang ing salawas-lawase, nanging kabecikane dhewe tinulisa ing lemah supaya gelis ilang tabete sirna tanpa tilas.(MB)
 
TERJEMAHAN: Kebaikan orang lain tulislah di hati supaya bekasnya tidak hilang selama-lamanya. Tetapi kebaikan kita sendiri tulislah di tanah supaya bekasnya cepat hilang, sirna tanpa jejak.
 
 
9. PERBUATAN BAIK: RAJA TIDAK TAHU TETAPI ALLAH TAHU
 
Aja sumelang anglakoni panggawe becik, sanadyan ora kauningan ing panjenengan nata dening kawaranan, ananging Gusti Allah anguningani saparipolahmu, bonggan sira ora pandhak mari anglakoni panggawe becik, dhemen anglakoni panggawe ala, ora ngandel marang pitulungan Allah kang durung tumiba. (MB)
 
TERJEMAHAN: Jangan ragu melakukan perbuatan baik, walaupun tidak diketahui raja, tetapi Allah mengetahui apa saja yang kau lakukan. Salahmu sendiri kalau kamu tidak mau melakukan perbuatan baik dan suka melakukan perbuatan buruk, tidak percaya kepada pertolongan Allah yang belum datang saat ini
 
 
10. MERASA BENAR BELUM TENTU BENAR
 
Sanadyan pangrasane wis nindakake panggawe bener, nanging wong akeh ora ngrujuki, iku pratandha yen luput, aja puguh pikiren dhisik dinganti ketemu.(MB)
 
TERJEMAHAN: Walaupun kita merasa sudah melakukan perbuatan benar, tetapi kalau banyak orang yang tidak setuju, berarti perbuatan kita salah. Jangan mempertahankan diri, pikirkanlah lagi sampai ketemu
 
 
11. TIDAK ADA GUNANYA MENYALAHKAN ORANG SALAH
 
Ora ana wong ngaku luput, sanadyan ing batin wis sumurup dhewe ing lair iya isih ngaku bener, awit saka iku ora ana perlune pisan-pisan nutuh wong keluputan, luput-luput salin babah dadi padu salin mungsuh.(MB)
 
TERJEMAHAN: Tidak ada orang mengaku salah, walaupun dalam hatinya tahu kalau salah, ya tetap mengaku benar. Oleh sebab itu apa manfaatnya menyalahkan orang yang salah; salah-salah menimbulkan pertengkaran dan tambah musuh
 
 
12. DI DUNIA INI SEMUA SALAH, KECUALI SAYA
 
Ora ana wong ora rebut bener, apa sing kolakoni ing salawase iku luput, nyatane yen mangkono, bocah dolanan tansah arebut bener, saupama ora ana sing nakal, amesthi tanpa gumeder, awit bener lupute ora bisa awor ngalela dhewe-dhewe, dadi ing dunya iki kaeping manungsa mung diiseni luput, benere disingidake primpen arep dianggo dhewe.(MB)
 
TERJEMAHAN: Tidak ada orang tidak berebut benar. Apa yang kau lakukan akan selalu salah. Nyatanya, anak bermain selalu berebut benar. Seandainya tidak ada yang nakal, permainan tidak ramai karena benar dan salah tidak bisa campur, berdiri sendiri-sendiri. Maunya manusia, dunia ini hanya diisi kesalahan. Kebenaran disembunyikan rapi, mau dipakai sendiri.
 
 
13. HAL BENAR HARUS DIPEROLEH MELALUI PERBUATAN BENAR
 
Bener iku dadi rebutaning ngakeh, nanging panggayuhe akeh kang disangkani saka panggawe luput, rumasane gelis kecandhak, saupama panggayuhe mau disangkani saka panggawe becik, kira-kira mesthi dadi becik temenan, murni ing salawas-lawase, sanadyan lawas kecandhake.
 
TERJEMAHAN: Benar itu jadi rebutan orang banyak, tetapi cara memperolehnya ada yang melalui perbuatan salah, karena lebih cepat tercapai. Seandainya cara memperolehnya melalui jalan yang benar, kira-kira akan jadi betul-betul baik, bersih selamanya, walaupun untuk mencapainya perlu waktu lama
 
 
14. KESALAHAN TEMAN: DIKOREKSI ATAU TIDAK?
 
Ambenerake kaluputaning kancane: ora mesthi katarima, nanging yen ora ambenerake: cacad, duwe kandhutan ala supaya awake katon becik, ora sumurup yen becike bisa malicat saka duwe kandhutan ala mau. Kapenake kudu mawang langit lan nganggo empan papan.
 
TERJEMAHAN: Mengoreksi kesalahan teman belum tentu diterima. Tetapi kalau tidak dikoreksi, kita juga salah, karena berarti kita punya maksud jelek supaya kita kelihatan baik, padahal baik kita itu bisa menyesatkan. Jadi perlu dipertimbangkan secara bijaksana melihat waktu dan tempatnya
 
 
15. ORANG BERUNTUNG SELALU BENAR
 
Wong iku yen lagi tinunggu ing begja saparipolahe kudu kabenean, carta malah tinulad ing akeh, beda karo wong kang lagi tininggal ing begja, sanadyan anglakoni panggawe bener iya linuputake ing akeh, ananging wong yen wis anglakoni bener, arep golek apa maneh, apa bakal mundur golek kabeneran: aneh, apa sungsang buwana balik: tangeh. Ujaring sujana angere isih ana pati, ora ana barang langgeng.
 
TERJEMAHAN: Manusia kalau sedang beruntung, apapun selalu benar, malah diikuti orang banyak. Lain dengan orang yang sedang dijauhi keberuntungan. Walaupun ia melakukan perbuatan yang benar, tetap saja disalahkan orang banyak. Tetapi orang yang melakukan perbuatan benar, mau cari apa lagi? Kalau mengundurkan diri dari melakukan kebenaran, kan aneh. Kalau mau melakukan sebaliknya, tidak mungkin. Tetapi kata para bijaksana, selama masih ada kematian, barang yang langgeng itu tidak ada.
 
 
16. MENGAKUI KESALAHAN: ADALAH PLAN B
 
Ngakoni kaluputan iku metu saka ing pakewuh kang kaping pindho, dening pakewuh kang kapisan wis linakonan rampung, nanging arang sing gelem, dipilampu angrakit tembung kang bisa ngaling-alingi utawa ngilangake kaluputane golek bener, ora sumurup yen wetuning uni utawa pratingkah luput, padha lan tibaning balang ing kalen, ora bisa bali.
 
TERJEMAHAN: Orang mengakui kesalahan adalah melaksanakan rencana kedua. Rencana pertama sudah dilaksanakan dan sudah selesai, merakit kalimat untuk menutupi atau menghilangkan kesalahannya, mencari benarnya sendiri. Tidak tahu kalau ucapan yang dikeluarkan sama dengan membuang batu di selokan. Tidak bisa kembali.
 
 
PENUTUP
 
Orang lain lah yang menilai bahwa kita ini baik dan benar, bukan diri kita sendiri. Berbuat baik kalau sudah terbiasa sebenarnya menyenangkan. Hanya mengawalinya yang berat. Mengakui kesalahan seharusnya Plan A bukan Plan B. Berbuat benar juga tidak mudah. Kalau kita sudah membiasakan diri dengan berbuat benar, ada satu kendala yang kita hadapi yaitu situasi Bener ning ora pener. Inilah romantika kehidupan karena kita juga harus empan papan dalam melakukan sesuatu (IwMM).
 
Sumber : Iwan M Muljono
 
 
»»  READMORE...

4/01/2013

DIAM, MAWAS DIRI, NGALAH

Pitutur kumpulan 11 ini merupakan cara untuk mengatasi orang-orang dengan perilaku yang terdapat pada pitutur sebelumnya, khususnya Kumpulan 1 sd 5. Sebenarnya intinya sederhana saja. Yang waras ngalah. Tetapi ya jelas tidak gampang. Kita punya telinga mendengar yang tidak enak, mulut jadi gatal untuk mendebat atau memaki-maki.
 
Ternyata kalau kita kembali ke  “Mulutmu harimau kamu” maupun “Berbicara peliharalah lidah, berjalan peliharalah kaki”, mengendalikan mulut ternyata amat sulit.
 
Seperti pada kumpulan sebelumnya, Terjemahan (setengah bebas) saya tulis di bawah naskah bahasa Jawanya. Daftar pitutur di bawah bersumber dari Butir Butir Budaya Jawa koleksi Prof. Rusdibjono (BBB) dan Serat Madubasa, Ki Padmasusastra, 1912 (MB), kemudian saya kelompokkan sesuai permasalahannya. Sugeng maos
 
 
1. SIKAP PENDIAM: MUSTIKA KEHIDUPAN
 
Aja gumampang ngeculake wicara panacad sarta pangalem, awit wicaramu mau durung mesthi bener, sing mesthi panacadmu: wis gawe serik, pangalemmu aweh wisa, endi kang aran becik, kabeh ala, kang sayoga mung meneng. Wong meneng iku musthikaning urip, katon ngumala pindha sotya sinarawedi, saben muni mung satemene. (MB)
 
TERJEMAHAN: Jangan terlalu mudah melepas celaan atau pujian, karena bicaramu belum tentu benar. Yang jelas celaanmu membuat sakit hati, pujianmu merupakan bisa. Mana yang lebih baik, semuanya jelek. Yang benar adalah diam. Orang diam ibarat mustikanya hidup yang bersinar ibarat intan berlian. Apa yang diucapkan hanyalah yang sebenarnya.
 
 
2. ORANG PENDIAM: UCAPANYA DIPERCAYA
 
Pangalem utawa panacad marang liyan, uni karo pisan iku padha ora kena diandel. Dene kang kena diandel, unine wong meneng. Saben muni iya temen. Liding dongeng: becik wong meneng tinimbang karo wong juweh. (MB)
 
TERJEMAHAN: Baik pujian maupun celaan keduanya tidak bisa dipercaya kebenarannya. Yang bisa dipercaya adalah ucapan orang pendiam. Kalau ia bicara, ia akan bicara benar. Kesimpulan: Orang pendiam lebih baik daripada orang banyak ngomong.
 
 
3. ORANG PENDIAM: JAUH DARI MASALAH
 
Wong meneng ana ing pajagongan, iku metu saka ing reribed (MB)
 
TERJEMAHAN: Orang pendiam dalam pergaulan, itu menjauhkan dari masalah
 
 
4. TEPA SLIRA DAN MAWAS DIRI

Tepa slira lan mawas dhiri iku dadi oboring laku nggayuh rahayu, minangka jimat paripih tumraping ngaurip. Munggahe bisa nyedhakake rasa asih lan ngedohake watak drengki lan dakwenang marang sapepadhane. Sregep mawas diri ateges bakal weruh marang kekurangan lan cacade dhewe, wusanane tukul greget ndandani murih apike.(BBB

TERJEMAHAN: Tepa slira dan mawas diri adalah obor dalam mencapai keselamatan, merupakan azimat kehidupan. Mendekatkan rasa asih dan menjauhkan watak iri dan sewenang-wenang kepada sesama manusia. Rajin mawas diri akan mengetahui kekurangan dan cacat diri sendiri sehingga timbul kehendak untuk memperbaiki.


5. TAHU MENEMPATKAN DIRI

Wong kang bisa mawas dhiri yaiku wong kang bisa manjing ajur-ajer, ngerti empan papan laras karo reh swasana sakupenge tanpa ninggalake subasita. Paribasane wong kang baut ngadisarira, aja mung kalimput dening busana bae, nanging bisaa tansah marsudi marang padhanging semu lan manising wicara tanpa nglirwakake marang alus lan luwesing solah bawa (BBB)

TERJEMAHAN: Orang yang bisa mawas diri yaitu orang yang bisa menyatu, tahu menempatkan diri selaras dengan suasana sekitarnya tanpa menghilangkan sopan santun. Ibarat orang yang pandai berhias, jangan terpaku pada pakaiannya saja tetapi juga pada cerahnya wajah, manisnya tutur kata dan halus serta luwesnya perilaku.


6. MAMPU MELAWAN DIRI-SENDIRI

Sapa kang bisa nelukake musuh-musuhe, dheweke diarani kuwat. Ananging sapa kang bisa nelukake awake dhewe, dheweke iku kang luwih kuwat maneh (BBB)

TERJEMAHAN: Siapa yang bisa mengalahkan musuh-musuhnya dia disebut kuat. Tetapi siapa yang bisa mengalahkan dirinya sendiri dialah yang lebih kuat


7. MENEMPATKAN KEKUATAN PADA TEMPATNYA

Sipate wong urip iku mesti kesinungan kekuwatan. Kang ngerti bisa ngecakake dene kang ora bisa ngerti kurang digladhi, temahan ora tumanja. Ngempakake kekuwatan mula ora gampang. Buktine ora sethithik kekuwatan kang empane ora mapan. Kawruhana yen rusake bebrayan ing antarane marga saka pakartine wong kang ngerti marang dayaning kekuwatane nanging ora kanggo nggayuh gegayuhan kang mulya, mung kanggo derenging ati angkara. (BBB)

TERJEMAHAN: Sifat manusia pasti mempunyai kekuatan. Yang mengerti akan mampu menerapkannya sedang yang tidak tahu dan tidak pernah dilatih akan tidak bermanfaat. Menggunakan kekuatan memang tidak mudah. Banyak yang penempatannya tidak tepat. Ketahuilah bahwa rusaknya kehidupan salah satu penyebabnya adalahkarena perbuatan dari orang-orang yang mengerti daya dari kekuatan tetapi tidak digunakan untuk mencapai tujuan mulia, hanya untuk memenuhi napsu angkara.


8. MENGALAH: PANGKAL KESELAMATAN

Ngalah basa sakecap laku satindak: ana ing pajagongan, iku dadi witing kaslametan, ananging arang kang bisa nglakoni, kang akeh: milawani golek bener, mangka pancen rampung mung winangsulan: kados inggih leres pamaiben sampeyan, kula ingkang lepat: cuthel, ora susah direwangi pathenthengan, sing ngupahi sapa? (MB)

TERJEMAHAN: Mengalah “satu patah kata” dan “langkah satu tindak” dalam pergaulan menjadi awal keselamatan, tetapi jarang yang mampu melaksanakannya: Kebanyakan manusia mencari benarnya sendiri, padahal semuanya akan selesai kalau kita jawab dengan: Benar bantahan anda, saya yang salah. Selesailah urusan, tidak perlu bersitegang, apakah ada yang membayar?


9. ORANG MENGALAH, JAUH DARI MASALAH; ORANG DIAM, DI LUAR MASALAH

Wong ngalah clathu sakecap laku satindak, iku wis sumingkir saka ing pakewuh, dene wong meneng ana sajabaning pakewuh, awit wateking manungsa mung golek menang.(MB)

TERJEMAHAN: Orang yang mengalah ucapan sepatah dan langkah satu tindak, berarti menyingkir dari masalah. Orang yang diam berarti berada di luar masalah, karena watak manusia hanya mencari menang.


10. WONG NGALAH DHUWUR WEKASE

Unèn-unène: wong ngalah dhuwur wêkase, iku nyata, ora ana wong kêduwung gone ngalah: ujar sakêcap laku satindak, ewadene arang sing gêlêm anglakoni, upama dicoba sinau ngalah kêpriye, aja sumêlang yèn bakal ilang êmut-êmutanamu intên, têgêse uni ala kang sumimpên, isa malih dadi bêcik, sumorot kaya cahyaning intên, beda uni ala kang wis kawêdhar, bali angrusak awak tanpa aji (MB)

TERJEMAHAN: kata-kata “wong ngalah dhuwur wekase” itu benar. Tidak ada orang menyesal di belakang hari akibat mengalah satu patah kata dan satu langkah kaki. Walau demikian jarang yang mau melakukannya. Umpama dicoba belajar mengalah bagaimana? Jangan kawatir akan kehilangan intan yang kamu kulum. Maksudnya, bicara buruk yang disimpan, bisa menjadi baik dan bercahaya laksana intan. Beda dengan bicara buruk yang dikeluarkan, bisa merusakkan badan dan tidak ada harganya sama-sekali.


PENUTUP
Dalam hal ini orang pendiam yang punya perilaku “anteng, meneng, jatmika” akan lebih bijak. Diam adalah emas. Dengan belajar mawas diri, tahu menempatkan diri, mampu menempatkan kekuatan pada tempat yang sebenarnya, maka kita akan mampu melawan diri sendiri. Telinga yang panas dan mulut yang gatal tidak akan terasa lagi.
Kalau diam menjauhkan masalah, maka mengalah pangkal keselamatan. Sikap mengalah akan menjauhkan diri dari masalah, sikap diam akan menempatkan kita di luar masalah. “Wong ngalah dhuwur wekase” orang yang mau mengalah akan memperoleh kemenangan akhir. Dan jangan lupa “Sura dira jaya ning rat lebur dening pangastuti. (IwMM)

Sumber : Iwan M Muljono 



»»  READMORE...